Pendahuluan
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, di perlukan suatu sistem yang
mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan
tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun,
tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk
menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang,
tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku
dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari
tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.
Pengertian Etika
Etika berasal dari Bahasa Yunani
Kuno yaitu "ethikos",
berarti "timbul dari kebiasaan". Etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq),
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai mengenai benar dan
salah yang dianut suatu golongan masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1989).
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku,
adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya untuk menjadi
standar penilaian moral seseorang di dalam kelompok sosialnya serta menegaskan apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau
baik.
Prinsip – prinsip Etika
Ada enam prinsip yang merupakan landasan
penting etika, yaitu prinsip keindahan, prinsip persamaan, prinsip kebaikan,
prinsip keadilan, prinsip kebebasan, dan prinsip kebenaran.
Dibawah ini akan dijelaskan masing-masing
dari prinsip-prinsip etika :
1. Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang
mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini,
manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang
indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan
sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
2. Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak
dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak
antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai
bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskriminatif atas
dasar apapun.
3. Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk
selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-
menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada
hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat
diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan
bagi masyarakat.
4. Prinsip Keadilan
Kemauan yang tetap dan kekal
untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh
karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan
proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
5. Prinsip Kebebasan
Sebagai
keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan
pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap
manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri
sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu,
setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak
melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan
individu disini diartikan sebagai:
- kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan
- kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kan pilihannya tersebut
- kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
- kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan
- kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kan pilihannya tersebut
- kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
6. Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika
keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus
dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh
individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu
kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
Semua prinsip yang telah diuraikan diatas merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
Semua prinsip yang telah diuraikan diatas merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
Basis Teori Etika
1. Etika Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu “telos” yang
memiliki arti tujuan. Dalam hal mengukur baik buruknya suatu tindakan yaitu
berdasarkan tujuan yang akan dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan
dari tidakan yang telah dilakukan. Dalam teori teleologi terdapat dua aliran,
yaitu :
a) Egoisme etis
Inti pandangan dari egoisme
adalah tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan diri sendiri.
Contoh Egoisme etis : A
adalah seorang pengusaha muda yang sukses dan dia sangat tekun dalam bekerja.
Namun meski begitu, A adalah seseorang yang pelit dan hanya menggunakan uang
hasil kerja kerasnya untuk bersenang-senang atau kepentingannya sendiri.
b) Utilitarianisme berasal dari bahasa Latin yaitu “utilis” yang memiliki
arti bermanfaat.
Menurut toeri ini, suatu
perbuatan memiliki arti baik jika membawa manfaat bagi seluruh masyarakat
( The greatest happiness of the greatest number ). Menurut
teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu
harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan.
Prinsip
dasar utilitarianisme adalah :
a. Manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar diterapkan pada perbuatan
b. Aturan membatasi diri pada justifikasi aturan-aturan moral
a. Manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar diterapkan pada perbuatan
b. Aturan membatasi diri pada justifikasi aturan-aturan moral
Contoh
Utilitarianisme : B adalah seseorang yang pintar dan rajin belajar. Berkat itu
pula, B bisa mendapatkan beasiswa di universitas terbaik. Namun, B adalah orang
yang sangat baik. Dia tak segan-segan untuk mengajarkan ke temannya bila
temannya tidak mengerti pelajaran yang dipelajari di universitasnya.
2. Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu “deon” yang berarti sesuatu yang harus dilakukan atau kewajiban yang harus
dilakukan sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Menurut Immanuel
Kant bahwa seseorang harus bertindak berdasarkan
kewajibannya (deon) bila ingin berbuat sesuatu yang benar secara moral.
Contoh Deontologi : C berkeinginan menjadi seorang guru karena
dia senang mengajar dan keinginan tersebut telah tercapai. C menjadi seorang
guru di salah satu SMA di dekat rumahnya. Dan C memiliki kewajiban untuk
mendidik anak-anak sekolahnya agar menjadi anak yang pintar dan berprestasi.
3. Teori Hak
Dalam pemikiran moral saat ini,
teori hak merupakan pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi
baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak ini merupakan suatu
aspek dari teori deontologi karena berkaitan dengan kewajiban. Hak didasarkan
atas martabat manusia dan martabat semua manusia adalah sama. Oleh karena itu,
hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
Contoh Teori Hak : Seorang anak memiliki hak untuk memilih dan
menentukan apa mimpi dan cita-cita yang ingin diraih sesuai keinginannya dan
bagaimana cara anak tersebut mewujudkannya asal masih dalam hal hal positif.
4. Teori Keutamaan ( Virtue )
Dalam teori keutamaan memandang
sikap atau akhlak seseorang. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai disposisi
watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan seseorang untuk
bertingkah laku baik secara moral. Contoh sifat yang dilandaskan oleh teori
keutamaan yaitu kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras dan hidup yang
baik.
Egoism
Menurut Rachels (2004:146) arti egoism adalah teori mengenai
bagaimana kita seharusnya bertindak, tanpa memandang bagaimana kita biasanya
bertindak. Menurut teori ini hanya ada satu prinsip perilaku yang utama, yakni
prinsip kepentingan diri, dan prinsip ini merangkum semua tugas dan kewajiban
alami seseorang.
Egoism adalah suatu bentuk ketidak-pedulian kepada orang lain.
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya
tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan
memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia
cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi
diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat vulgar.
Contohnya : Dalam situasi kebakaran kita memilih untuk tidak
menyelamatkan orang lain yang terjebak dalam kebakaran karena dikhawatirkan
akan membahayakan diri sendiri.
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1989
http://elearningsmk.blogspot.co.id/2014/09/download-buku-etika-profesi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/prinsip-prinsip-etika-2/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/10/pertemuan-ke_1-etika-sebagai-tinjauan/
http://fajar-apriyanto.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-etika-prinsip-prinsip-etika.html
http://muhammadfiqrisulaiman.blogspot.co.id/2015/10/etika-egois-dan-basis-teori-etika.html
https://josuavssitorus.wordpress.com/2015/11/01/basis-basis-etika-egoism/
http://alamandausm.blogspot.co.id/2014/01/teori-egoisme_7.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1989
http://elearningsmk.blogspot.co.id/2014/09/download-buku-etika-profesi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/prinsip-prinsip-etika-2/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/10/pertemuan-ke_1-etika-sebagai-tinjauan/
http://fajar-apriyanto.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-etika-prinsip-prinsip-etika.html
http://muhammadfiqrisulaiman.blogspot.co.id/2015/10/etika-egois-dan-basis-teori-etika.html
https://josuavssitorus.wordpress.com/2015/11/01/basis-basis-etika-egoism/
http://alamandausm.blogspot.co.id/2014/01/teori-egoisme_7.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar